Press Tour Sebagai Sarana Menjalin Komunikasi Dengan UKM Di DIY
Kegiatan Press Tour dalam daerah kembali digelar oleh Bidang Humas Dinas Kominfo DIY pada 17 April 2018 yang lalu, dengan tujuan ke Sentra Industri Tahu dan Tempe “Sari Mulyo” di Dusun Sumbermulyo, Kepek Kecamatan Wonosari Gunungkidul dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) “Batik Cangkring”, yang terletak di Dusun Bansari, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul
Rombongan press tour dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Humas Diskominfo DIY, Dra. Amiarsi Harwani, SH. MS., dan diterima oleh Sekretaris Dinas Diskominfo Gunungkidul, Drs. Prahasnu Aliaskar, beserta Kepala Desa Kepek, Bambang Setiawan.
Di Sentra Industri Tahu, rombongan mendapatkan penjelasan dari H. Slamet selaku Ketua Paguyuban Industri Tahu Desa Kepek bahwa Bapak Karyana lah yang menjadi pelopor pembuatan tahu pada tahun 1961. Dalam perjalanannya, beberapa masalah dihadapi terkait dengan pembuangan limbah dan proses pengolahannya. Namun dengan adanya penemuan pengolahan menggunakan uap, selain dapat menekan biaya produksi sebesar 50% juga membuat tahu yang dihasilkan menjadi lebih matang, lebih empuk, dan lebih tahan lama yaitu sekitar 3 hari 3 malam dibandingkan proses yang menggunakan kayu bakar secara tradisional hanya bertahan selama 2 hari saja.
Lalu yang terkait dengan limbah basah, disampaikan oleh Ibu Satya, salah satu pengusaha industri tahu, bahwa limbah dari pembuatan tahu ini juga bisa diolah kembali menjadi tempe gembus, sedangkan untuk limbah kering bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak sapi dan menjadi bio gas. Bio gas hasil dari limbah tahu ini nantinya digunakan oleh warga Dusun Sumbermulyo yang sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha industri tahu. Untuk bahan bakunya, hampir 90% proses produksi menggunakan kedelai impor, karena lebih murah dan berkualitas dibandingkan dengan kedelai lokal.
Saat ini sentra industri tahu Dusun Sumbermulyo telah dapat mensuplai 80% kebutuhan tahu di Kabupaten Gunungkidul. Bambang Setiawan menambahkan bahwa dengan akan dibangunnya Rest Area di Komplek Patung Kuda di Dusun Sumbermulyo yang sekaligus sebagai kawasan kawasan wisata edukatif dan kawasan wisata kuliner dan pusat oleh-oleh khas Gunungkidul diharapkan dapat memperluas pangsa pasar tahu produksi Sumbermulyo hingga ke seluruh DIY bahkan dapat menjangkau daerah lain.
Permasalahan terkait dengan kurangnya pemasaran juga dijumpai pada KUB Batik Cangkring Bansari. Sebagai unit usaha yang bergerak dalam bidang kerajinan kain batik dengan motif khas Batik Cangkring dan telah berdiri sejak 2014, saat ini telah juga melakukan pemasaran secara online melalui media sosial selain tetap masih menempuh jalur konvesional seperti Pelatihan membatik, mengikuti pameran, dan mengikuti kirab budaya. Namun memang belum maksimal dalam mendongkrak penjualan.
Kendala lain yang juga masih dialami, sebagaimana dituturkan oleh Ibu Tutik Parki adanya keterbatasan peralatan yang dimiliki untuk menunjang proses produksi serta kelancaran kerja, keterbatasan bahan baku, dan juga terbatasnya modal. Sehingga diharapkan adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Daerah untuk menunjang proses produksi batik Cangkring kedepannya.
Muji Lestari menambahkan, KUB Batik Cangkring Bansari memiliki peluang keuntungan usaha yang besar dan dapat dijadikan sebagai usaha kecil yang strategis untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran. Sehingga diharapkan kedepannya menjadi salah satu Sentra Batik di Gunungkidul dengan motif khas Batik Cangkring yang dapat diakses dengan mudah oleh para wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul.
- Klasterisasi Radio Komunitas Di Wilayah DIY
- Bijak Bermedia Sosial di Kabupaten Kulon Progo
- Bimbingan Teknis Internet sebagai Pendukung Kinerja Aparatur Sipil Negara
- Pemberdayaan Komunitas Difabel Melalui Media Online
- Voice Of America (VOA) Studi Komparasi dan Sharing ke Diskominfo DIY